- Program mafikib dengan nuansa Islam dimaksudkan menjembatani kekurang akraban dan kekurang tertarikan madrasah di Indonesia dengan bidang studi matematika, fisika, kimia, biologi dan bahasa Inggeris. Padahal di masa kemajuan Islam , ilmu tersebut diperkenalkan dan dikembangkan oleh ilmuwan Islam *(Jabir ibn Hayyan (oleh orang Barat dikenal dengan "geber" adalah ahli kimia yang diakui dunia Barat. Dernikian pula Musa al Khawarizmi scorang ahli matematika yang memperkenalkan "algebra atau aIjabar" dan memperkenalkan angka Arab.; Ibn Sina seorang ahli ketabiban (kedokteran) yang banyak menulis buku kedokteran ; Ibn al Haytam (Alhazen nama Latinnya) adalah seorang ahli fisika yang memperkenalkan lapangan optik daiam fisika dan juga pengunaan kamera. Abu Raihan al Biruni seorang ahli astronomi yang juga ahli fisika; Abbas ibn Famas termashur dalam ilmu kimia (menemukan pembuatan kaca dari batu); Ibrahim ibn Yahya ahli astronomi (menentukan perhitungan gerhana dan membuat teropong bintang); dan rnasih banyak lagi tokoh ilrnuwan Islam yang muncul di rnasa kejayaan Islam)* Program mafikib *(Mafikib adalah singkatan untuk mata pelajaran Matematika, Fisika, Kimia, Biologi dan Bahasa Inggeris. Bidang studi mafikibb ini merupakan aspek pendidikan yang dominan dalam peningkatan kemampuan nalar dan analisi siswa. Melalui bidang studi mafikibb siswa akan lebih mudah mengembangkan iptek. )* dengan nuansa Islam.Bidang studi mafikib berdasarkan kurikulum 1994 dirasakan sukar bagi kebanyakan guru madrasah dan pondok pesantren untuk mengajarkannya dan juga dirasakan sulit oleh para siswa. Padahal bidang studi mafikib merupakan aspek pendidikan yang sangat dominan dalam meningkatkan kemampuan nalar dan analisis siswa dalam mempelajari dan mengembangkan iptek. Kekurang akraban madrasah di Indonesia dengan bidang studi umum (mafikib) tersebut merupakan warisan sejarah Islam di Indonesia. Seperti disebutkan di depan bahwa Islam yang masuk dan berkembang di Indonesia adalah Islam yang bercorak mistik dan sufistik yang lebih mementingkan agama dari pada dunia. Oleh karena itu lembaga pendidikan madrasahpun hanya mengajarkan agama. Masuknya Belanda dengan membawa sistem sekolah yang memberikan pelajaran umum (sekuler), telah memunculkan dan mempertajam dikhotomi sekolah umum dan sekolah agama (madrasah). Lebih lebih karena madrasah dikenal sebagai benteng benteng perlawanan terhadap Belanda. Keadaan ini merupakan salah satu penyebab kekurang tertarikan madrasah terhadap bidang mafikib. Ditambah lagi faktor guru yang mengajar mafikib di madrasah kurang berkualitas. Ini pula penyebab murid murid madrasah kurang tertarik , malah menganggap pelajaran mafikib adalah "sulit dan berat” *(Kecilnya peminat siswa MA yang mengambil jurusan mafikibb, menunjukkan bidang studi itu belum menarik atau dianggap berat. Keadaan tersebut tampak pada data siswa yang ikut ebtanas 1994/1995, terbanyak siswa di jurusan agama (47,8%), IPS (34,9%), Budaya (1,4%), Biologi (12, 1%) dan IPA (3,8%).)*
- Program pelajaran agama dengan nuansa iptek *(Pelajaran agama dengan nuansa iptek merupakan upaya mendekatkan agama dengan iptek melalui kontekstualisasi ajaran agama terhadap iptek yang bermanfaat guna mengamalkan ajaran agama. )* Program memberikan nuansa iptek dalam bidang studi agama merupakan kelanjutan dari program mafikib dengan nuansa Islam. Melalui program ini dilakukan pula upaya menjembatani perpaduan ilmu agama dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, karena bagaimanapun juga teknologi dapat membantu pengamalan beragama. Bila upaya mafikib dengan nuansa agama dan bidang studi agama dengan nuansa iptek dapat berhasil, diharapkan tidak ada lagi kesan dikhotomi antara pelajaran agama dan umum ataupun dualisme antara sekolah dan madrasah dalam sistem pendidikan di Indonesia yang sering diperdebatkan. Pemaduan konsep mafikib dengan nuansa agama dan konsep agama dengan nuansa iptek dimaksudkan agar dapat diserapnya nilai mlai mafikib yang agamis dan nilai nilal agama yang kontekstual dalam perilaku siswa, sebagai wujud penghayatan terhadap keagungan Allah Swt.
- Program penciptaan suasana keagamaan di madrasah. Penciptaan suasana keagamaan di madrasah tidak terbatas dalam bidang proses belajar mengajar, tetapi juga dalam bidang bidang lain baik fisik dan sarana bangunan, maupun dalam pergaulan dan pakaian. Suasana keagamaan ini dapat pula berupa simbol dan kegiatan.*(Kehadiran masjid/mushallah menjadi ciri khas utama, sebagai pusat kegiatan keagamaan di madrasah, Di samping itu ada rnadrasah yang rnemberi ciri khas suasana ini dengan pakaian (busana muslim), tata ruang, bentuk bangunan ataupun aktifitas keagamaan seperti shalat berjamaah, membaca Alquran selama 10 menit setelah shalat berjamaah, berdoa sebelum belajar, shalat dhuha, kemampuan membaca Alquran bagi anak klas III MI dan mampu membaca dengan betul pada anak klas VI MI, ada juga kemampuan bahasa Arab dan bahasa Inggeris sebagai ciri khas madrasah)* Namun suasana keagamaan ini tidak perlu seragam, namun diserahkan pada masing masing sekolah berdasarkan pertimbangan daerah masing masing.
[1] Pelajaran agama yang mencakup akidah/akhlak, fikih, Quran/Hadist, sejarah Kebudayaan islam dan Bahasa Arab diberikan waktu 4 sd 7 jam pada MI dan 9 jam perminggu pada MTs dan MA. Jumlah jam yang demikian itu masih dirasakan “kurang” sehingga masih ada suara, kurikulum 1994 sebagai kurikulum yang “mendangkalkan agama”. Pertanyaan sekarang, apakah ciri khas agama pada madrasaha hanya menjadi tanggung jawab guru bidang studi agama, sehingga bila jam belajar bidang studi agama kurang berarti terjadi pendangkalan agama?. Ciri khas Islam pada madrasah menjadi tanggungjawab semua orang yang terkait dengan madrasah. Mulai dari kepala madrasah (pimpinan), guru (baik bidang studi agama maupun bidang studi umum) , tenaga kependidikan lainnya , BP3 , dan para siswa sendiri.
[2] Mafikib adalah singkatan untuk mata pelajaran Matematika, Fisika, Kimia, Biologi dan Bahasa Inggeris. Bidang studi mafikibb ini merupakan aspek pendidikan yang dominan dalam peningkatan kemampuan nalar dan analisi siswa. Melalui bidang studi mafikibb siswa akan lebih mudah mengembangkan iptek.
[3] Jabir ibn Hayyan (oleh orang Barat dikenal dengan "geber" adalah ahli kimia yang diakui dunia Barat. Dernikian pula Musa al‑Khawarizmi scorang ahli matematika yang memperkenalkan "algebra atau aIjabar" dan memperkenalkan angka Arab.; Ibn Sina seorang ahli ketabiban (kedokteran) yang banyak menulis buku kedokteran ; Ibn al‑Haytam (Alhazen nama Latinnya) adalah seorang ahli fisika yang memperkenalkan lapangan optik daiam fisika dan juga pengunaan kamera. Abu Raihan al‑Biruni seorang ahli astronomi yang juga ahli fisika; Abbas ibn Famas termashur dalam ilmu kimia (menemukan pembuatan kaca dari batu); Ibrahim ibn Yahya ahli astronomi (menentukan perhitungan gerhana dan membuat teropong bintang); dan rnasih banyak lagi tokoh ilrnuwan Islam yang muncul di rnasa kejayaan Islam
[4] Kecilnya peminat siswa MA yang mengambil jurusan mafikibb, menunjukkan bidang studi itu belum menarik atau dianggap berat. Keadaan tersebut tampak pada data siswa yang ikut ebtanas 1994/1995, terbanyak siswa di jurusan agama (47,8%), IPS (34,9%), Budaya (1,4%), Biologi (12, 1%) dan IPA (3,8%).
[5] Pelajaran agama dengan nuansa iptek merupakan upaya mendekatkan agama dengan iptek melalui kontekstualisasi ajaran agama terhadap iptek yang bermanfaat guna mengamalkan ajaran agama.
[6] Kehadiran masjid/mushallah menjadi ciri khas utama, sebagai pusat kegiatan keagamaan di madrasah, Di samping itu ada rnadrasah yang rnemberi ciri khas suasana ini dengan pakaian (busana muslim), tata ruang, bentuk bangunan ataupun aktifitas keagamaan seperti shalat berjamaah, membaca Alquran selama 10 menit setelah shalat berjamaah, berdoa sebelum belajar, shalat dhuha, kemampuan membaca Alquran bagi anak klas III MI dan mampu membaca dengan betul pada anak klas VI MI, ada juga kemampuan bahasa Arab dan bahasa Inggeris sebagai ciri khas madrasah
No comments:
Post a Comment