Thursday, October 03, 2024

MENGGALI IDENTITAS GURU DI TENGAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI

Perlukah Guru di Era Google? 

 

Di tengah perkembangan teknologi yang pesat, peran guru kini dipertanyakan. Muncul anggapan bahwa dengan adanya mesin pencari seperti Google dan Kecerdasan Buatan (AI), peran guru tidak diperlukan lagi dalam proses pendidikan? Untuk menjawab hal ini, penting bagi kita memahami bahwa teknologi tidak dapat menggantikan aspek fundamental dari pendidikan, yaitu peran guru dalam membentuk karakter, mengarahkan proses berpikir kritis, komunikatif, kolabratif dan mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan dengan penuh kasih sayang serta perhatian untuk kesuksesan anak didiknya tidak bisa disubstitusi oleh algoritma atau mesin.

 

Teknologi sebagai Pendukung, Bukan Pengganti

 

Era digital dan revolusi teknologi telah membawa perubahan signifikan di berbagai bidang, termasuk pendidikan. Saat ini, informasi bisa diakses dengan cepat dan mudah melalui Google atau AI. Namun, ini tidak berarti peran guru menjadi tidak relevan. Sebaliknya, teknologi harus dilihat sebagai alat bantu yang dapat memfasilitasi proses pembelajaran, bukan sebagai pengganti guru. Dalam konteks pendidikan di Jepang, teknologi AI telah digunakan untuk mendukung "deep learning" atau pembelajaran mendalam, di mana siswa didorong untuk berpikir kritis dan kolaboratif. Namun, teknologi tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan bekerja berdampingan dengan guru untuk mengoptimalkan proses belajar mengajar.

 

Guru tetap memegang peran penting dalam membimbing siswa untuk memahami konsep secara mendalam, memecahkan masalah, dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kolaabratif. Google mungkin dapat memberikan jawaban atas pertanyaan faktual, tetapi ia tidak dapat memandu siswa dalam diskusi yang mendalam atau membantu mereka dalam memahami konteks yang lebih luas. Di sinilah peran guru sangat vital.

 

Identitas Guru di Era Digital

 

Salah satu isu penting yang sering terlewatkan dalam diskusi tentang peran guru di era teknologi adalah tentang **identitas guru** itu sendiri. Identitas guru tidak hanya dilihat dari kemampuan mengajar materi atau menguasai kurikulum, tetapi juga dari bagaimana mereka terus berkembang sebagai individu yang belajar sepanjang hayat. Seorang guru harus mampu berefleksi dan terus mengembangkan diri agar tetap relevan di tengah perubahan zaman.

 

Identitas guru juga bersifat dinamis. Seorang guru harus mampu berinteraksi dengan dirinya sendiri, lingkungan, serta praktek-praktek yang dijalankan di kelas. Identitas ini tidak statis, tetapi terus berkembang seiring dengan dialog internal dan eksternal yang dilakukan oleh guru. Oleh karena itu, meskipun teknologi semakin maju, identitas dan peran guru tetap menjadi elemen kunci dalam pendidikan.

 

Tantangan dan Peluang di Masa Depan

 

Di masa depan, tantangan terbesar bagi guru adalah bagaimana memanfaatkan teknologi secara bijak tanpa kehilangan esensi dari tugas mereka sebagai pendidik. Pendidikan di abad ke-21 membutuhkan pendekatan yang berbeda, di mana pembelajaran lebih menekankan pada pemecahan masalah, berpikir kritis, kolaborasi, dan kreativitas. Guru harus berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk berpikir mandiri dan menemukan solusi kreatif atas masalah yang kompleks.

 

Selain itu, guru juga harus terus belajar dan beradaptasi dengan perkembangan baru. Sebagaimana siswa didorong untuk belajar sepanjang hayat, guru pun harus memiliki komitmen untuk terus mengembangkan diri. Hal ini penting agar mereka dapat terus relevan dan mampu memberikan dampak positif bagi siswa di tengah perubahan yang terjadi begitu cepat.

 

Kesimpulan: Masihkah Guru Diperlukan di Era Google?

 

Jawabannya adalah ya. Peran guru tidak hanya untuk mentransfer pengetahuan, tetapi juga untuk membimbing, menginspirasi, dan membentuk karakter siswa denga penuh kasih sayang. Mengajar dan mendidik denga penuh kasih sayang tidak mungkin dilakukan oleh Teknologi. Teknologi seperti Google mungkin dapat memberikan informasi dengan cepat, tetapi ia tidak dapat menggantikan peran guru dalam membangun hubungan yang bermakna, memberikan arahan moral, atau membentuk pola pikir kritis. Guru adalah jantung dari pendidikan, dan di era digital ini, mereka tetap menjadi komponen yang sangat diperlukan.

 

Namun, guru juga harus terus beradaptasi dan menggunakan teknologi sebagai alat untuk meningkatkan proses belajar mengajar. Dengan demikian, pertanyaan tentang masih perlunya guru di era Google bukanlah tentang relevansi profesi tersebut, melainkan tentang bagaimana guru dapat memanfaatkan teknologi untuk memperkuat perannya dalam membentuk masa depan anak didik.

 

 

 Intisari dari webinar bersama rekan akademisi, guru dan juga mahasiswa/i calon pendidik dengan topik "Masih Perlukah Guru di Era Google?" Tanggal 27 November 2021

No comments: