Karakteristik madrasah adalah ciri khas yang melekat pada madrasah yang merupakan kekuatan dari madrasah itu sendiri. Karakteristik madrasah itu adalah:
1. Madrasah milik masyarakat (Community Base Education )
Madrasah tumbuh dan berkembang dari masyarakat dan untuk masyarakat, karena itu dari segi kuantitas berkembang sangat pesat , namun dari segi kualitas perkembangannya sangat lamban. Ini konsekuensi madrasah yang bersifat “populis/massif” yang selalu cenderung memekar dan belum sempat mendalam. Keterikatan masyarakat terhadap madrasah lebih dinampakkan sebagai “ikatan emosional keagamaan” yang tinggi. Ikatan ini muncul karena bertemunya dua kepentingan. Pertama, hasrat kuat masyarakat Islam untuk berperanserta dalam pendidikan, dan kedua motivasi keagamaan untuk ber-“tafaqquh fid dien”.
Kuatnya ikatan emosional keagamaan menyebabkan lembaga pendidikan Islam menjadi “gerakan” dimana salah satu tugas dari alumni madrasah mendirikan lembaga seperti madrasah, sekolah Islam, pondok pesantren dan perguruan agama (sebagai tolok ukur keberhasilan lembaga tersebut). Keterikatan emonsional ini, di satu sisi menjadi potensi dan kekuatan madrasah seperti pada madrasah dan pesantren dalam arti adanya rasa memiliki “sence of belonging) dan rasa tanggung jawab (sense of responbility) masyarakat yang tinggi. Ini merupakan kekuatan untuk menjamin keberlangsungan (sustainability) hidup madrasah sebagai lembaga yang populis. Tapi di lain pihak, ia dapat menjadi kendala, karena merasa sebagai pemilik dan pendiri, sebagian madrasah tidak akan begitu mudah menerima ide-ide reformasi dari luar.
2. Madrasah menerapkan manajemen berbasis sekolah (school based management)
Konsep manajemen berbasis sekolah (school based management) merupakan konsep manajemen sekolah yang memberikan kewenangan, kepercayaan dan tanggungjawab yang luas bagi sekolah berdasarkan profesionalisme untuk menata organisasi sekolah, mencari dan mengembangkan serta mendayagunakan sumberdaya pendidikan yang tersedia, dan memperbaiki kinerja sekolah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang bersangkutan.
Madrasah sejak awal berdirinya didasari school based management. Keberanian sekolah menentukan jenis keunggulan apa dari madarasahnya dan ciri khas apa yang membedakan dengan madrasah/sekolah lain ditonjolkan oleh sekolah ybs. Keragaman dan ketidak tergantungan dengan pusat dan birokrasi telah membuat madrasah pada masa lalu banyak yang ber”gengsi”.
Konsep school based management dan community based education yang didambakan saat ini, ironisnya merupakan konsep yang melekat dan akrab dengan madrasah pada awalnya. Sayang madrasah “terpaksa” meninggalkan konsep tersebut karena tergilas dengan konsep sentralisasi dan penyeragaman yang dilakukan pemerintah.
3. Madrasah sebagai lembaga ”tafaqquh fid dien”
Konsep dasar dari madrasah adalah untuk memberi kesempatan pada peserta didik mempelajari, mengamalkan, memahami dan mendalami agama sebagai kewajban dari setiap individu. Kemudian mengajarkan ilmu yang didapatnya kepada orang lain walaupun hanya sedikit. Ini pulalah yang menyebabkan madrasah tidak dapat dipisahkan dari tugas dakwah dan selalu dihadapkan pada pendekatan kuantitatif ataukah pada pendekatan kualitatif. Di satu pihak sebagai sekolah madrasah harus m,engutamakan kualitas dan sebagai lembaga agama harus juga melakukan pendekatan kuantitas.
4. Madrasah sebagai lembaga kaderisasi dan mobilitas ummat
Madrasah merupakan wadah berkumpul dan belajar para calon pemimpin umat. Ini juga yang membuat pemerintah kolonial Belanda memberi perhatian khusus dengan lwembaga pendidikan Islam sehingga perlu mengeluarkan ordonansi sekolah liar (wilde scolen ordonantie) pada tahun 1905 dan diperluas dengan ordonansi tahun 1925.. Dari lulusan Lembaga Pendidikan Islam inilah banyak lahir para tokoh Islam terrkenal dengan sebutan kyai, ajengan, buya, syeih, ulama, ustadz, maupun para birokrat, politikus dan pemimpin-pemimpin lslam yang memiliki posisi penting sebagai pemimpin informal dalam kehidupan keagamaan di masyarakat.
No comments:
Post a Comment