Bagian belakang rumahku ada kolam ikan dan aquarium. Kolam ikan itu berbentuk melingkar mengililingi bangunan panggung kecil tempat istirahat pada awalnya. Aneka ragam ikan ada disana. Mulai ikan patin hitam dan ada juga yang putih, gurame yang hitam dan kemerahan, ikan mas dengan aneka warna, ikan mujaer aneka warna dan bulus papua. Ikan yang paling tua dikolam itu adalah ikan gurame yang beratnya mungkin sudah 7 kg. Ikan ini pemberian nakanda Leo (yang juga penggemar memelihara aneka ikan) dan umurnya 12 th. Nakanda Leo juga memberikan bulus papua dan sekarang juga sudah besar dan beratnya jangan-jangan sudah hamper 10 kg. Ikan yang rajin beranak adalah ikan mujaer merah dan abu-abu. Rupanya mereka bertelur dan menetas. Ketika baru menetas ikan mujaer itu terbawa arus putaran mesin pompa dari kolam ke tempat wadah penyaringan dan setelah agak besar sedikit diturunkan ke kolam lagi atau terbawa arus air yang turun ke kolam lagi. Paling tidak setengah bulan sekali harus ditangkap dari kolam untuk di goreng atau disayur maupun di pepes . Bila tidak diambil kolam ikan akan terlihat padat dan kurang menarik untuk dilihat.
Ketika masa pandemic di Facebook ramai memberikan panduan bagaimana “membudi dayakan ikan lele di ember” sekaligus “menanam kangkung untuk sayur”. Akupun tertarik untuk memanfaatkan beberapa ember besar yang tidak dipakai di rumah. Ku pelajari petunjuk budi daya lele di ember dari youtube. Lalu Bersama Bang Murkin dan Bang Marta memanfaatkan empat-ember plastic besar yang tidak dipakai dan juga gelas plastik aqua bekas.. Gelas plastik di bawahnya diberi lobang kecil untuk air masuk mengisi gelas. Tinggi airnya cukup sepertiga ketika menanamkan bibi dan setelah bibit kangung sudah tumbuh air dalam gelas bisa diisi sampai separuh gelas plastik. Rupanya satu ember itu bisa memuat 10 sampai 12 gelas plastik aqua untuk tempat menanam bibit sayur kangkung. Setelah rapi pada setiap gelas plastik ditaruh kapas dan arang untuk tempat meletakkan bibit biji sayur kangkung. Kemudian diatas kapas dan arang yang sudah basah tersebut diletakkan biji bibit sayur kangkung sekitar sekitar 10 biji. Setelah dua hari baru dimasukkan bibit ikan lele pada masing-masing ember sekitar 25 ekor. Setiap hari 2 kali sehari ikan lelenya diberi makan pelet secukupnya. Air kolamnya juga di ganti bila sudah kotor. Dalam 3-4 hari bibit kangkung sudah kelihatan tumbuh. Begitu menurut petunjuknya. Alhamdulillah pernah merasakan panen kangkung, walau tidak tampak sesegar yang biasa dibeli di pasar. Kemudian dalam perjalannyanya beberpa ikan lele mati. Namun masih banyak yang hidup. Setalah 3 bulan panen ikan lele. Sayangnya juga ikan lelenya tidak begitu besar seperti di petunjuk Youtube. Namun tetap menyenangkan sebagai salah satu pengisi kesibukan di masa pandemic. Mungkin karena kurang telaten dalam pemeliharaan menyebabkan hasiilnya kurang memuaskan namun tetap menyenangkan.
No comments:
Post a Comment