Wednesday, October 20, 2021

Toilet Spanyol, pengaruh budaya Islam

 


 

 

Toilet Spanyol, pengaruh budaya Islam

 

Kami kelompok Islamolog dari Belanda diberi kesempatan untuk mengunjungi Spanyol (1984), untuk melihat selintas peninggalan Islam di Spanyol. Kami mengunjungi lima kota utama yang masih meninggalkan peradaban Islam  yaitu kota Granada. Cordoba.Toledo, Sevilla dan Madrid sebagai ibu kota Spanyol.

Ada yang menarik rupanya ketika kita menginap di hotel yang saya sudah lupa namanya. Saya menemukan  di kamar mandi hotel itu ada dua kloset  duduk. Satu seperti kloset yang biasa ada untuk buang air besar dan kecil, disampingnya disediakan gulungan kertas tissue untuk membersihkan diri seteleah selesai buang air. Namun di kamar  hotel ini masih ada satu lagi kloset yang letaknya bersebelahan kloset pertama. Kloset kedua ini khusus untuk membersihkan diri setelah buang air dengan menggunakan air. Kloset kedua ini disebut  bidet . Adanya bidet ini bagi orang Islam menjadi lebih nyaman untuk membersihakan “bagian bawah” setelah selesai buang air. 

Ketika di Belanda di hotelnya hanya ada satu lagi kloset. Demikian pula di Inggeris dan Perancis dan Jerman. Model dua kloset it ku sebut “Kloset Spanyol”.  Kedua kloset ini mirip, letaknya berdampingan tapi beda fungsinya. Kloset buat buang air, kloset yang satu lagi disebut bidet khusus untuk membilas area dubur, kemaluan setelah buang air. 

 

 




 

Tampaknya kloset kedua/bidet itu adalah pengaruh dari cara bersuci secara Islam.  Dalam Islam untuk bersuci kita dianjurkan menggunakan air, bila tidak ada air, barulah kita bisa menggunakan yang lain termasuk tissue. Sedangkan orang Barat sangat biasa, setelah buang air, membersihkannya cukup dengan tissue.  Menggunakan Toilet Spanyol ini membuat hati lebih nyaman dan merasa lebih afdol setelah kita buang air. 

 

Masjid berubah menjadi gereja

 

Jatuhnya Granada ke tangan Raja Ferdinand II dan Ratu Isabela menandai hapusnya kerajaan Islam di Spanyol . Keadaan itu berpengaruh terhadap eksistensi Istana Alhambra yang kental dengan pengaruh Islamnya. Raja Charles I memerintahkan pembongkaran beberapa bagian dari istana tersebut dan menggantinya dengan Istana Charles V yang bergaya Renaissance. Masjid di Istana Alhambra tersebut diganti dengan gereja. Ia juga membangun Emperor's Chambers (Kamar Khusus Kaisar) dan Ruang Ganti Ratu. 

 

Istana Alhambra :sisa kejayaan islam di spanyol













 



















(dok. Instagram @arcadiobenitez/https://www.instagram.com/p/BrA6IXcBFVR/Esther Novita Inochi)

 

Berikut beberapa masjid yang diubah menjadi gereja setelah kehancuran Islam di Andalusia 

Masjid agung sevilla (Mezquita de sevilla) berubah menjadi Menara Lonceng  La Giralda

 


 

 

Masjid Al Mardum di kota Toledo, diubah menjadi Kapel Salib Kudus


 

 


Masjid cordoba  diubah jadi catedral















Masjid Al-Dabbagin di Toledo, diubah menjadi Gereja th 1085 .menjadi Gereja San Sebastian

 


 

Masjid Al-Mustimin di Toledo, Pada 1458 Diubah menjadi gereja De Las Tornelrias

 


 

 

 

Masjid Al Jama Martulah di Kota Mertola Pertugal diubah menjadi Gereja De Nossa Senhora setelah Mertolla direbut dr Islam th 1238 M

 


 

 

Dua kasus di atas (Toilet Spanyol dan masjid diubah menjadi gereja). Untuk memahaminya mari     kita lihat selintas sejarah Islam di Spanyol. Kerajaan Islam di Spanyol dalam sejarah Islam biasa disebut “Kerajaan Islam di Andalusia”. Dalam Wikipedia disebutkan bahwa “ Al-Andalus (bahasa Arab)  adalah nama dari bagian Semenanjung Iberia (Spanyol dan Portugal)   yang diperintah oleh orang Islam Orang Barat menyebutnya dengan orang Moor   sebagai sebutan untuk orang Muslim  dari zaman pertengahan yang tinggal din Andalusia  dan juga di Maroko dan Afrika Barat. Budaya mereka disebut Moorish.  Islam berkuasa di Andalusia (Spanyol) sejak tahun 711 sampai 1492. Dekitar 7,5 abad, suatu masa yang cukup panjang.

 

Islam pertama kali masuk ke Spanyol pada tahun 711 M melalui jalur Afrika Utara dipimpin oleh Tariq ibn Ziyad, Gubernur Tangier, beserta 7 ribu tentaranya menyeberang ke Spanyol atas permintaan  masyarakat Visio gothic untuk membantu melawan Raja Roderic yang kurang disukai rakyatnya. Setelah mengalahkan Raja Roderic    dalam pertempuran Guadalete (711), kekuasaan Islam terus berkembang hingga pada 719 hanya daerah Galisia, Basque dan Asturias yang tidak tunduk kepada kekuasaan Islam. Setelah itu, pasukan Islam menyeberangi Pirenia untuk menaklukkan Perancis, tetapi berhasil dihentikan oleh kaum Frank  dalam pertempuran Tours (732). Daerah yang dikuasai Muslim Umayyah ini disebut provinsi Al-Andalus, terdiri dari Spanyol, Portugal dan Prancis selatan sekarang.

 

Awalnya Andalusia merupakan provinsi dari Kekhalifahan Umayyah di Bagdad. Nantinya berubah menjadi  sebuah kekhalifahan sendiri dan akhirnya terpecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil sampai dikalahkan dan diusir dari Spanyol tahun1492 oleh Raja Spanyol  Ferdinan II dan Ratu Isabela. Jatuhnya Granada menandai berakhirnya kekuasaan Islam di Andalusia. Sultan terakhir Muhammad XII lalu diasingkan ke Alpujarra. Ia lalu pindah ke FezMaroko, dan meninggal pada tahun 1533. 

 

Tokoh dan ilmuan Islam di Andalusia

Bumi Andalusia melahirkan banyak ilmuan muslin yang mendunia dan mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan di Barat,  mereka tersebut antara lain: 

Abbas Ibnu Firnas (810-887) Ia adalah ahli matematika, kimia dan astronom termasyhur.  Ialah orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu. Ia menemukan cikal-bakal pesawat terbang dan parasut. Ia menjadi inspirator bahwa manusia bisa terbang menjelajahi angkasa. 

Hakam II (914-976),  Khalifah Umayyah. Namun, ia begitu cinta pada ilmu pengetahuan. Dia membangun sebuah perpustakaan raksasa di Cordoba. Koleksi bukunya mencapai 400 ribu judul dari berbagai negara Muslim. Ia mendukung penerjemahan karya-karya berbahasa Yunani. Pada masa pemerintahannya, dibangun sarana irigasi untuk pengembangan pertanian. Ia juga mendukung perluasan Masjid Cordoba. 

Az-Zahrawi (Abul Qasim Khalaf ibn al-Abbas az-Zahrawi) – 936 - 1013  dikenal di Barat sebagai Abulcasis, adalah salah satu pakar di bidang kedokteran dijuluki "bapak ilmu bedah modern". Karya terkenalnya adalah Al-Tasrif,  kumpulan praktik kedokteran yang terdiri atas 30 jilid. kemudian diterjemahkan ke Bahasa Latin dan digunakan dalam sekolah kedokteran di  Eropa maupun dunia Islam selama berabad-abad.

Ibnu Hazm (994-1064) Ia terlahir sebagai anak salah seorang pejabat di Kekhalifahan Umayyah Cordoba. Tak kurang dari 400 judul buku telah ditulisnya. Salah satu yang terkenal berjudul Tawq al-Hamamah (The Dove's Necklace), sebuah kompilasi anekdot, observasi, dan puisi tentang cinta. 

Abu Ishaq Al-Zarqali ( Abū Isḥāq Ibrāhīm ibn Yaḥyā al-Naqqāsh al-Zarqālī al-Tujibi,) – 1028 – 1087,  juga dikenal sebagai Al-Zarkali atau Ibn Zarqala,  Dia adalah ahli matematika dan astronom termasyhur dari Toledo. salah satu kontribusinya yang sangat terkenal dalam bidang astronomi. Ia turut meluruskan data geografis Ptolemeus. Al-Zarqali juga mampu menciptakan sebuah astrolabe, alat astronomi yang baru berbentuk flat bernama Al-Safiha. Arzachel, begitu orang Barat menyebutnya, juga menciptakan sebuah jam air. Jam air itu mampu menentukan jam pada siang dan malam hari.

Ibnu Thufail (sekitar 1105–1185) nama lengkap; Abu Bakr Muhammad bin 'Abdul Malik bin Muhammad bin Thufail al-Qaisi al-Andalusi (nama Latin Abubacer) ialah filusof, dokter  dan pejabat pengadilan dari Andalusia.. Ia juga merupakan pengarang Hayy bin Yaqthan (Hidup, Putra Kesadaran) roman filsafat.

Ibnu Rusyd (Abu Al-Walid Muhammad ibn Ahmad ibn Rusyd‎; nama latinnya Averroes (1126 –1198),  seorang filsuf dan pemikir dari Andalusia yang menulis dalam bidang ilmu, filsafat, teologi Islam, kedokteran, astronomi, fisika, hukum Islam, dan linguistik. Ia dijuluki oleh dunia barat sebagai "Sang Penafsir" (The Commentator). 

Andalusia merupakan tempat utama bagi Eropa dalam menyerap peradaban Islam, baik dalam bentuk hubungan politik, sosial, maupun perekonomian dan peradaban antar negara. Orang-orang Eropa menyaksikan kenyataan bahwa Al-Andalus berada di bawah kekuasaan Islam jauh lebih maju dari  negara-negara tetangganya Eropa, terutama dalam bidang pemikiran dan sains di samping bangunan fisik. 

Yang terpenting di antaranya adalah pemikiran Ibnu Rusyd (1120-1198). Ia melepaskan belenggu taqlid dan menganjurkan kebebasan berpikir dengan  mengedepankan sunnatullah menurut pengertian Islam. Berawal dari gerakan Averroeisme inilah di Eropa kemudian lahir reformasi pada abad ke-16 M dan rasionalisme pada abad ke-17 M. Dampaknya banyak pemuda-pemuda Kristen Eropa yang belajar di universitas-universitas Islam di Andalus. Selama belajar di Al-Andalus, mereka aktif menerjemahkan buku-buku karya ilmuwan-ilmuwan Muslim ke Bahasa Eropa.. 

Pusat penerjemahan itu adalah Thulaithulah. Setelah pulang ke negerinya, mereka mendirikan sekolah dan universitas yang serupa di Andalusia. Universitas di Eropa adalah Universitas Paris  yang didirikan pada tahun 1231, tiga puluh tahun setelah meninggalnya Ibnu Rusyd. Di  universitas-universitas itu, ilmu yang mereka peroleh dari universitas-universitas Islam diajarkan, seperti ilmu kedokteran, ilmu fisika, dan filsafat. Pemikiran filsafat yang paling banyak dipelajari adalah pemikiran Al-Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Rusyd.

Berkembangnya pemikiran Yunani di Eropa tersebut melalui terjemahan-terjemahan Arab yang dipelajari dan kemudian diterjemahkan kembali ke dalam Bahasa Latin.  Walaupun kaum Muslimin akhirnya terusir dari Iberia dengan cara yang sangat kejam, tetapi warisannya telah menimbulkan kemajuan yang luar biasa di dunia Barat. 

121021 HR

 











No comments: