Monday, January 23, 2023

Mengenang Prof. Dr. Andi Rasdiyanah

Mengenang seniorku Prof. Dr. Andi Rasdiyanah 

(Mantan Rektor IAIN Alauddin dan Dirjen Binbaga Islam)

 

Kamis tanggal 19 Januari 2023 sekitar jam 10.00 saya mendapat WA dari Mas Bambang Setiawan (dulu salah satu staf Dirjen Binbaga, bahwa Prof. Dr. Andi Rasdiyanah meninggal dunia di Makassar. 

 



 

 

Lalu kuucapkan doa ; “Innalillahi wa inna ilaihi rojiun”

Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim Ya Ghafur. Ampunilah  segala dosa almarhumah  Prof. Dr. Hj. Andi Rasdiyanah,  terimalah segala amalnya, dan tempatkanlah dia di surgaMu dan jagalah keluarganya. Aamiin ya mujibassaiilin.

 

Prof. Dr. Andi Rasdiyanah adalah rektor perempuan pertama di lingkungan Perguruan Tinggi Islam  di Indonesia. Beliau terpilih dalam rapat senat dan kemudian H. Munawir Sjadzali, MA sebagai Menteri Agama melantiknya menjadi Rektor IAIN Alauddin Makassar  pada tahun 1985. Almarhumah menjabat Rektor selama dua periode (1985 sd 1993). Setelah menjabat rektor almarhumah kemudian diangkat  menjadi Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam (Binbaga Islam) oleh Menteri Agama Tarmizi Taher pada tahun 1993 - 1996. Almarhumah adalah wanita pertama di lingkungan Departemen Agama yang menjabat eselon I (Dirjen). Sebelumnya ada almarhumah Prof. Dr. Zakiah Daradjat yang menjabat Direktur Perguruan Agama dan Direktur Perguruan Tinggi Agama (setingkat eselon II).

 

Kenal dengan Bu Andi (begitu aku memanggilnya) ketika aku bertugas di Ditbinperta Islam Departemen Agama Jakarta sejak tahun 1973 dan almarhumah ketika itu sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah yang sering berurusan ke Ditbinperta. Dari segi umur almarhumah adalah generasi seniorku dan kuanggap sebagai kakakku. Umur beliau 10 tahun lebih tua dariku. 

 

Almarhumah seorang yang sederhana, ramah, sopan dan sangat  menghargai orang lain. Karena itu kami cepat akrab. Apalagi beliau lulusan Sarjana Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga yang juga almamaterku. Perkenalan ini menjadi lebih akrab karena suami almarhumah Drs. Amir Said adalah temanku,  ketika kami sama-sama memimpin dewan mahasiswa yang sering ketemu dalam berbagai forum mahasiswa secara nasional. Pak Amir ketua Dewan Mahasiswa IAIN Alauddin dan aku Sekjen Dewan Mahasiswa IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Setiap almarhum berurusan ke Departemen Agama, selalu beliau mampir ke bagianku. Kebetulan aku bertugas di Subdit Pembinaan IAIN yang banyak berhubungan dengan tugas almarhumah. Almarhumah pernah menjabat bergabagai jabatan di IAIN Alauddin  yaitu Pembantu Rektor I (Wakil Rektor 1967 - 1970), Dekan Fakultas Tarbiyah  (1972 - 1980) dan Wakil Rektor III IAIN Alauddin (1980-1985) dan Rektor 1985-1993.

 

Ketika aku mendapat kesempatan  ikut PLPIIS (Pusat Latihan Penelitian ilmu-ilmu sosial) di Ujung Pandang (Makassar) tahun 1981- 1982. PLPIIS  ada di tiga kota yaitu Banda Aceh (universitas Sehkuala), Jakarta(Universitas Indonesia) dan Ujung Pandang/Makassar (Universitas Hasanuddin). PLPIIS di Universitas Hasanuddin  Makassar berada  di kampus baru Tamalanrea.  Pimpinan PLPIIS ketika itu Prof. Dr. Hasan Walinono dan Rektor Unhas Prof. Dr.Amiruddin dan  ketika itu Rektor IAIN Alauddin Murad Usman dan Bu Andi saat itu menjabat Wakil Rektor III. 

 

Selama di PLPIIS saya sering bertemu dan berbincang tentang masalah Bugis, karena saya meneliti tentang “Pewarisan Nilai-Nilai Agama pada Masyarakat Bugis, Studi Kasus di Desa BajoE, Bone”. Selama penelitian di Bone, almarhumah  menganjurkan agar aku menginap di Mess Fakultas Syariah Bone. Mess itu menjadi markasku selama penelitian, walaupun dalam kenyataannya saya menginap banyak dilokasi penelitian di rumah kepala Desa BajoE (Ambo Tang).

 

Kemudian ketika almarhumah menjadi Rektor IAIN Alauddin 1985-1993, aku bertugas sebagai kepala Subit Pengkajian dan pengabadian Masyarakat (1985-1989) dan kemudian menjabat Kepala Subdit Pembinaan IAIN (1989-1995). Makin banyak kesempatan bertemu dalam berbagai program yang diselenggarakan oleh Depag. Demikian juga ketika almarhumah menjabat Dirjen BInbaga Islam saya masih bertugas sebagai kepala subdir pembinaan IAIN sampai tahun 1995. Alhamdulillah pada tahun 1995 aku diangkat oleh Menteri Agama Tarmizi Taher sebagai Direktur Pembinaan Perguruan Agama Islam dan Dirjennya Prof. Dr. Andi Rasdiyanah. 

 

Dalam berbagai kesempatan kami sering juga berbincang dan berdiskusi  mengenai masalah pejabat agama dan masalah Islam di Bugis. Kebetulan penelitianku di PLPIIS mengenai “Pewarisan nilai-nilai agama pada masyarakat Bugis” dan dalam penelitianku banyak membaca literatur dan dokumen tentang “parewa Syara’(pejabat agama) di masyarakat Bugis. Serta wawancara dengan beberapa di antara mereka. Kemudian disertasi almarhumah tentang “Integrasi Sistem Pangadereng (adat) dengan Sistem Syariat Sebagai Pandangan Hidup Orang Bugis dalam Lontarak LATOA (1999)” beririsan juga disertasi yang kutulis yaitu “ Sistem Otoritas dan Administrasi Islam di Palembang (Studi tentang Pejabat Agama di Masa Kesultanan dan di Masa Kolonial). Pada awalnya proposal disertasiku mengenai “Parewa syara’ di masyarakat Bugis Makassar” 

Namun saran dari promotorku Prof.Dr. Taufik Abdullah karena aku masih kesulitan membaca tulisan/dokumen Bahasa Bugis, dianjurkan mengambil lokasi di Sumatera Selatan (Palembang) yang merupakan daerah asalku.   

 

Keteladanan yang ditampilkan almarhumah pribadi sopan, ramah, sederhana dan senang menolong dan  bergaul dengan semua orang. Juga semangat belajar tanpa henti walaupun sibuk dengan berbagai tugas dan jabatan menjadi teladan bagi kami semua. 

 

Selamat jalan kakakku, seniorku, selamat menemui sang Khaliq dengan bekal amal jariahmu yang begitu banyak. Semoga Allah mengampuni semua dosa dan menerima segala amalmu serta berikan kesabaran untuk anak dan cucumu. Aamin ya mujibassaiiln

 

HR 210123

No comments: