Tuesday, April 12, 2022

Kecemburuan terhadap bulan Ramadhan

Suatu ketika aku diminta memberikan ceramah dihadapan para mahasiswa dari berbagai agama. Salah hal yang menarik ketika diadakan tanya jawab. Seorang mahasiswa beragama Non Muslim (Kristen)  bertanya. Kenapa pemerintah bersifat diskriminatif dalam penyiaran agama di televisi selama bulan Ramadhan?. Pada bulan Ramadhan  semua TV berlomba-lomba memberikan kesempatan mengisi dan membuat  acara bertemakan Islam dengan waktu siar hampir sepanjang hari dan malam. Sedangkan pada agama lain tidak terjadi. 


Pertanyaan kritis  yang tidak terduga ini  membuka fikiranku bahwa semarak Ramadhan bisa menimbulkan kecemburuan penganut agama lain. Sebagai seorang Islam hal tersebut tidak pernah terfikirkan. Hal ini memacuku untuk memahami kecemburuan tersebut.

 Jawabanku ketika itu, pemerintah tidak mendiskriminasikan peluang penyiaran agama tersebut. Pemerintah tidak mengatur masalah pemberian kesempatan penyiaran agama di TV. Semua itu kebijakan dari TV masing-masing. 


Namun kalau kita amati dari aspek bisnis, bulan Ramadhan memberi peluang event bisnis yang sangat besar,  karena berlangsung sepanjang siang dan malam dalam waktu satu bulan penuh. Mana ada event lain yang sebesar dan selama bulan Ramadhan, baik dalam olahraga, seni dan social lainnya. 


Umat Islam sendiri memang mengistimewakan bulan Ramadhan, karena dalam bulan Ramadhan begitu besar peluang menambah pahala dan peluang menghapuskan dosa dengan berbagai kegiatan mulai dari tidak makan dan minum sejak terbit pajar sampai terbenam matahari.  Kegiatan Ta’jil atau Iftar (buka bersama) di seluruh masjid dan banyak juga di hotel dan restoran. Kegiatan sholat Tarawih, Witir, tadarus Al-Qur’an, Zikir dan Doa serta I’tikaf di masjid dan mushollah. Munculnya pasar kaget Ramadhan menjelang buka puasa telah juga memberi peluang masyarakat berbisnis kuliner. Belum lagi semangat berinfaq dan sadaqoh begitu deras. Masih banyak lagi kemeriahan dan kemanfaatan Ramadhan bagi masyarakat.  Bukan hanya bagi yang beragama Islam tapi terbuka untuk semua orang.  


Alasan semarak Ramadhan inilah yang ditangkap para pebisnis media TV dan media social lainnya sebagai peluang bisnis yang menggiurkan dan tak boleh dilewatkan. Bila agama lain ingin mendapat perlakuan yang sama, silahkan buat event-event yang seperti Ramadhan.  


Di sisi lain kita umat Islam belum memanfatkan peluang Ramadhan secara sistematik dan tergorganisir dengan baik,  agar memberikan manfaat multi dimensi pada umat.  Tidak hanya pada aspek spiritual dan ibadah, tapi juga pada aspek pendidikan, aspek social dan aspek ekonomi . 


No comments: